Tuesday, September 11, 2012
Sunday, June 3, 2012
Raden Saleh di Galeri Nasional
Raden Saleh, nama maestro pelukis Indonesia yang kesohor di abad 19 di Eropa hadir di Galeri Nasional. Nama Raden Saleh terkenal sebagai pelukis yang besar dan matang di Eropa sebagai aset kesenian Indonesia. Mulai tanggal 3 sampai 17 Juni 2012, karya-karya beliau dipajang dan bisa disaksikan langsung di Galeri Nasional.
Pameran kali ini jelas sangat istimewa. Galeri Nasional dirombak sedemikian rupa untuk membangun suasana pameran yang sangat berkelas. Kehadiran lukisan Raden Saleh sebagai koleksi-koleksi pribadi pun sungguh sangat mengagumkan. Bagi penikmat pameran lukisan sudah semestinya menikmati format pameran kali ini.
Yang membuat gusar adalah, banyak pengunjung pameran yang masih awam, suasana galeri menjadi berisik dan gaduh. Pemandu pameran pun nampak kewalahan karena pengunjung seringkali liar tidak mengikuti alur galeri. Yang lebih mencemaskan, masih banyak pengunjung yang teledor memotret lukisan dengan blitz. Padahal larangan sudah berkali-kali diingatkan petugas.
Lukisan wanita Belanda yang ada di kanan foto di atas, terlihat miring. Hal tersebut dikarenakan banyak pengunjung yang ingin berfoto berdampingan dengan lukisan-lukisan masterpiece disana, mungkin mereka tidak sadar saat berfoto mereka malah bersandar ke bingkai lukisan yang akhirnya membuat karya tersebut bergeser.
Lukisan-lukisan yang dipamerkan disini memang tidak diberi garis pembatas, pengunjung dapat mendekati lukisan hingga menyentuhnya. Hormati karya-karya ini dengan tidak menyentuhnya. Apalagi jika kita sadar bahwa lukisan-lukisan asli (bukan replika atau reproduksi) disini bernilai ratusan juta hingga milyar rupiah.
[]
Friday, June 1, 2012
Penduduk Kepulauan, Bukti Ramahnya Bangsa Maritim
Kepulauan Seribu, dapat diumpamakan sebagai sebuah miniatur Indonesia sebagai negara kepulauan. Selain miniatur format kepulauan juga representasi sikap ramah dari sebuah bangsa maritim. Ada hal yang sangat khas sebagai ciri dari ramahnya penduduk di pesisir pantai, yaitu ketika ada kapal atau perahu yang sedang merapat, mereka sudah pasti akan siap menerima dengan tangan terbuka lemparan tali untuk menambatkan kapal.
Sikap terbuka dan percaya terhadap pendatang (orang baru) ini nampaknya sudah menjadi ciri manusia atau penduduk yang tinggal di tepi pantai. Sikap ini menjelaskan pula bahwa orang Indonesia sejak dulu sudah tertanam sikap ramah dengan pendatang.
Mungkinkah karakter ramah dan mudah guyub ini menjadi dasar mengapa social media begitu mudah penetrasinya di Indonesia?
[]
Monday, May 28, 2012
Anak Laut Indonesia
Berapa banyak anak Indonesia yang hidup berdampingan dengan laut? Bangsa Indonesia yang konon punya nenek moyang pelaut rasanya sudah berubah menjadi bangsa daratan. Padahal Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dan negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, kenapa penduduknya minim yang piawai dengan kelautan?
Gambar di atas adalah seorang anak di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, mengisi hari-harinya akrab dengan laut. Saat santai ia memancing ikan sendiri dan itulah hasil ikan tangkapannya.
[]
Sunday, May 20, 2012
Kafe Outdoor Selain Mal
Kafe memang tempat asik buat santai, ngobrol, diskusi, atau bahkan kerja sekalipun. Selain suasana kafe yang santai, lokasi kafe pun tentu menjadi pertimbangan bagi para pengunjung. Pertimbangan pemilihan lokasi kafe bukan saja dari strategisnya lokasi melainkan pertimbangan akses.
Kafe memang banyak ditemukan di mal, yang merepotkan adalah prosesi masuk mal-nya. Situasi ini yang memang cenderung merepotkan bagi yang males masuk mal karena ribetnya pemeriksaan sekuriti dan antri keluar masuk parkiran. Belum lagi jika parkiran mobilnya pun di basement yang pengap.
Untungnya di Jakarta masih ada beberapa kafe yang bisa ditemui tanpa musti masuk mal, lokasinya ada yang pas di sebelah parkiran mobil juga ada yang pas di trotoar tepi jalan. Suasananya jelas beda, lebih asik dan lebih menyatu dengan lalu-lalang publik.
[]
Subscribe to:
Posts (Atom)